Senin, 06 Juli 2009

Hidup – Kehidupan dan Perjalanan Hidup Manusia

Adanya hidup tentu ditandai oleh sesuatu yang ada. Adanya inipun akan menjalani suatu proses yang berjalan dan ditandai dengan suatu pergerakan menuju suatu kehidupan. Ada (yang berwujud benda) berarti menempati suatu ruang (dalam hal ini adalah suatu ruang yang bedimensi tiga), karena bergerak maka memerlukan suatu waktu.

Kehidupan dimulai dari suatu yang ada, namun keberadaannya dimulai dari kecil yang tidak ”lengkap” kemudian menuju kepada sesuatu yang lengkap (sempurna) selanjutnya kembali kepada kecil lagi dan kemudian kembali ke tidak ada lagi.

Tidak ada – ada – lalu ke tidak ada lagi.

Manusia hidup berada pada suatu tempat (ruang), manusia hidup berada dalam suatu waktu.

Manusia terdiri dari badan (jasad) oleh karena itu memerlukan suatu ruang untuk tempatnya.

Karena kehidupan itu adalah suatu yang bergerak maka perlu suatu hal yang sangat essensiil yang dibutuhkan yaitu adanya waktu.

Oleh karena kehidupan adalah ditandai dengan adanya gerak-bergerak lalu berjalan menuju kesempurnaan untuk terjadinya suatu gerak-pergerakan, maka lalu ada suatu piranti yang mengatur suatu gerakkan yakni yang disebut dengan otak-akal-pikir.

Dalam suatu piranti-piranti tersebut ada hal yang mengisi daya geraknya-yang menggerakkan yakni berupa suatu energi hidup yang dinamakan jiwa – nyawa atau roh !


Agar supaya manusia tubuhnya bisa baik dan tidak cepat rusak, maka yang harus memelihara tubuhnya tersebut ya manusia itu sendiri (dirinya sendiri), kalau masih kecil ya orang tuanya; caranya diantaranya dengan mengolahragakannya, melindunginya dengan memakai baju, membersihkannya dengan mandi dan sebagainya.

Kehidupan manusia ditandai oleh adanya suatu gerak-pergerakan yang terkendali artinya ada yang mengendalikan kalau tidak terkendali gerakan manusia tersebut, maka manusia tersebut ibarat mesin tentu akan rusak. Oleh karenanya dikendalikan oleh sesuatu yang disebut dengan pikir. Karena pikir-akal ini keberadaannya juga berkembang yang perkembangannya juga melalui suatu proses yang terdapat pada suatu tempat yang merupakan pirantinya yaitu yang dinamakan dengan otak-pikir, maka supaya bisa berkembang dengan baik manusia (dirinya sendiri) yang harus menjaganya dengan cara mengolah pikirnya (misalnya dengan belajar membaca, menulis dan sebagainya).

Sedangkan terhadap sesuatu yang dikatakan hidup itu sendiri adalah suatu energi yang bersifat menghidupi, walaupun semua piranti manusia tersebut lengkap namun apabila tidak punya energi – daya hidup, maka manusia tersebut tidak bisa dikatakan hidup-artinya mati.

Dengan adanya energi hidup yang ada pada diri manusia inilah maka proses kehidupan berjalan.

Piranti yang ada dalam jasad-badan-tubuh yang bisa menyerap – merasakan sesuatu yakni adalah merupakan sesuatu yang disebut dengan indra yang karena jumlahnya lima maka disebut dengan Panca Indra ( yaitu: mata, telinga, hidung, lidah dan kulit).

Adanya alat yang dinamakan indra inilah yang merangsang otak manusia untuk senantiasa bergerak dan berkembang menuju pada suatu proses kelengkapan-kesempurnaan kehidupan, sehingga manusia tersebut bisa masuk dalam suatu kehidupan yang berjalan dengan normal.

Dalam proses pengindraan senantiasa ada suatu keterbatasan, baik keterbatasan mengenai jangkauan ataupun keterbatasan (misal telinga hanya bisa mendengar dalam frekuensi tertentu saja) mengenai apa-apa yang diketahui (pengetahuan).

Perlu diketahui bahwa didalam diri manusia juga ada yang disebut dengan hal-hal yang tidak bisa ditangkap oleh panca indra seperti : kesenangan, kebahagiaan, kerinduan yang ini adalah hanya bisa ditangkap oleh adanya Rasa-peRasaan (Rasa dengan huruf R besar, bukan dalam pengertian rasa yang dapat ditangkap oleh indra misalnya yang dapat ditangkap oleh indra perasa yaitu lidah); ini semua adalah merupakan hal yang bersifat abstrak..

Badan-Pikir-Nyawa adalah merupakan piranti manusia yang merupakan satu kesatuan yang ada dalam alam kehidupan manusia.

Badan yang berasal dari unsur-unsur alam (yang merupakan sarinya yang terdiri dari air, udara dan tanah) maka pada akhir kehidupan akan kembali kealam ruang-benda yang ada dialam dimensi tiga, sedangkan pikir yang merupakan piranti yang melekat pada tubuh manusia dengan berakhirnya kehidupan maka juga akan lenyap, sedangkan Rasa karena merupakan unsur-unsur yang paling halus-energi yang ada pada diri manusia juga akan hilang melalui suatu proses hilang sedikit demi sedikit ”penghilangan-penguapan kalau diumpamakan suatu benda cair, yaitu” seperti air yang menguap karena panas.



Tempat-Ruang-Demensi

Dalam tempat atau disebut ruang ini bila ditelaah lebih dalam maka ada beberapa macam.

Ruang berdemensi satu yaitu adalah merupakan suatu tempat seperti digambarkan dengan istilah ruang garis dalam hal ini sesuatu benda yang ada hanya bisa bergerak maju dan mundur.

Ruang berdemensi dua adalah ruang yang merupakan ruang datar, dalam hal ini terhadap suatu benda yang ada pada ruang tersebut hanya bisa bergerak selain maju mundur atau kedepan dan kebelakang dalam hal ini juga bisa bergerak kekiri dan kekanan.

Sedangkan terhadap ruang berdemensi tiga yakni selain benda bisa bergerak kedepan kebelakang, kekiri dan kekanan juga bisa bergerak keatas dan kebawah.

Ruang-tempat yang didiami manusia ini ada pada dimensi tiga yang didalamnya melingkupi ruang dimensi dua dan ruang dimensi satu.

Kalau diperhatikan dalam hal ini nampak suatu hal sebagai berikut :
Benda yang ada pada dimensi satu, maka tidak dapat melihat benda-sesuatu yang berada pada dimensi dua namun sebaliknya justru benda-sesuatu yang ada pada dimensi dua dapat melihat jelas keberadaan benda yang ada pada dimensi satu; begitu juga selanjutnya benda-sesuatu yang ada pada dimensi dua tidak dapat melihat benda-sesuatu yang ada pada dimensi tiga namun benda-sesuatu yang ada pada dimensi tiga justru dapat melihat jelas benda-sesuatu yang ada pada dimensi dua.

Karena manusia ada pada dimensi tiga maka manusia tersebut tidak dapat melihat benda ataupun sesuatu yang ada pada dimensi empat; tapi sesuatu-benda yang ada pada dimensi empat tentunya akan mudah untuk melihat sesuatu-benda yang ada pada dimensi tiga.

Keberadaan yang ada pada dimensi tiga adalah segala-sesuatu-semua yang dapat diterima oleh akal-pikir, sedangkan keberadaan yang ada pada dimensi empat adalah tidak dapat diterima oleh akal yang hal ini sering dikatakan dengan istilah tidak masuk akal, karena memang memang keberadaan akal adalah masuk dan merupakan bagian dari dimensi empat artinya dilingkupi oleh dunia dimensi empat jadi akal adalah bagian kecil dari dunia dimensi empat.

Dalam ruang dimensi empat ini manusia bisa melihatnya-merasakannya dengan suatu piranti yang disebut dengan istilah Rasa-peRasaan bukan rasa-lidah-alat perasa dari panca indra.

Didalam Rasa-peRasaan ini pirantinya bukan berada pada logika yang berkaitan dengan piranti otak-pikir-akal, tapi adalah sesuatu yang disebut dengan ”nafsu-rangsangan-energi yang didalamnya digolongkan menjadi empat macam yaitu : Sufiah, Mutmainah, Aluamah dan Amarah”.

Piranti Rasa ini ada pada dimensi empat yang hal ini berdampingan-seiring sejalan dengan daya hidup-nyawa-roh manusia.

Sehingga manusia hanya dapat merasakan adanya dimensi empat yakni dari ”Rasa” ini dan apa yang dikatakan Rasa terkadang sering tidak masuk akal, karena akal ini kecil dan Rasa lebih luas jangkauannya.


Kehidupan manusia ada dalam alam dimensi-satu, dimensi-dua dan dimensi tiga; awal sebelum hidup didunia (dimensi tiga) dan akhir hidup manusia ada pada dimensi lima, sedangkan didimensi empat yang masih hidup adalah jiwa manusia yang keberadaannya adalah hening-suwung-tanpa ada sesuatu apapun ....... yang sama keadaannya sebelum manusia dilahirkan kedunia yang berdimensi satu, dua dan tiga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar